13 April, 2009

Gambar dan Hakekat Agama Islam


Dalam tulisan sederhana ini saya mengajak pembaca untuk sedikit merenungi tentang kehidupan kita di atas dunia yang singkat ini, Sebenarnya kita telah sepakat bahwa semua benda baik namanya, bentuknya, atau eksitensinya di dunia ini hanyalah gambar saja tetapi di sebalik itu semua terdapat hakekat, Dengan merenungi gambar/bentuk tersebut kita bisa memahami hakekatnya yang tersembunyi. Contoh perbedan antara gambar/bentuk dan hakekatnyalihatlah di sekeliling kita ada kayu,batu,besi, dengan benda-benda ini kita bisa membuat rumah,mobil,pesawat,sepeda dll, tapi pada hakekatnya semua benda ini adalah tanah karena berasal dari tanah maka akan hancur dan kembali ke asalnya.
Agama islam juga punya gambaran atau bentuk dan hakekat, gambar/bentuk agama islam adalah seperti shalat,puasa,haji,baca Al-qur'an dll. Ini semua hanyalah sebagian bentuk atau gambaran dari sekian banyak ibadah yang ada dalam agama ini, Sedangkan hakekat dari semua ibadah-ibadah yang kita lakukan sangat sedikit dari kita yang mau merenungkannya, untuk mengetahui hakekat dari bentuk ibadah ibadah yang kita lakukan mari kita simak cerita di bawah ini:

Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Terjadi di masa dahulu sebelum kamu, tiga orang berjalan-jalan hingga terpaksa bermalam di dalam gua. Tiba-tiba ketika mereka sedang berada di dalam gua itu, ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas bukit dan menutup pintu gua itu sehingga mereka tidak dapat keluar. Maka berkatalah mereka, "Sungguh tidakada yang dapat menyelamatkan kita dari bahaya ini, kecuali jika kalian bertawassul kepada Allah dengan amal-amal shalehyang pernah kalian lakukan dahulu." Maka seorang dari mereka berdoa, "Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini. Maka bergeserlah batu itu sedikit hanya saja mereka belum dapat keluar dari gua tersebut. Lalu orang yang kedua berdoa, "Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan kegadisannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal. Maka saya segera bangun daripadanya padahal saya masih menginginkannya dan saya tinggalkan dinar emas yang telah saya berikan kepadanya itu. Ya Allah, bila saya berbuat itu semata-mata karenamengharapkan keridhaan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini." Maka bergeserlah batu itu sedikit tetapi mereka belum juga dapat keluar daripadanya. Lalu berdoalah orang yang ketiga, "Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya. "Ya Allah, jika saya berbuat itu karena mengharapkan keridhaan-Mu maka bebaskanlah kami dari kesempitan ini." Tiba-tiba batu itupun bergeser lagi sehingga mereka dapat keluar dengan selamat."
(Bukhari – Muslim)

Dari kisah di atas ada tiga point penting yang ditekankan oleh Rasulallah Saw. Serta menjadi sebab terkabulnya do'a-do'a apabila wujud dalam kehidupan kaum muslimin
Pertama, Mu'assyarah;
"Ya Allah, dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan sudah menjadi kebiasaanku tidak memberi minuman susu kepada seorangpun sebelum keduanya (ayah dan ibu), baik kepada keluargaku atau kepada hamba sahaya. Maka pada suatu hari saya agak jauh menggembala ternak sehingga saya terlambat tidak kembali kepada keduanya hingga malam hari dan ketika itu ayah bundaku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya segan untuk membangunkan keduanya tetapi saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapapun sebelum ayah bundaku. Maka saya tunggu keduanya hingga terbit fajar lalu bangunlah keduanya dan minum susu yang saya perahkan itu. Padahal malam itu anak-anakku juga menangis meminta susu itu di dekat kakiku. Ya Allah, jika saya lakukan itu benar-benar karena mengharapkan keridhaan-Mu maka lepaskanlah kami dari kesulitan ini.
-Lelaki ini telah mendahulukan berbakti kepada kedua orang tuanya dari pada anak dan istrinya, betapa banyak anak yang tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya bahkan mensia-siakan mereka, menelantarkan mereka, lebih memihak istrinya dari pada orang tuanya. Anak harus berbakti pada orang tua selagi tidak untuk berbuat maksiat karena ridha Allah Swt terletak pada keridhaan orang tua. Agama islam mengajarkan untuk menghormati kedua orang tua walaupun mereka berlainan agama dengan agama yang kita anut (kafir), tidak membentaknya atau mengatakan kalimat “Ah” kepada mereka. Inilah mu'asyarah yang terlupakan, Betapa agungnya ajaran agama ini!.

Kedua, Akhlaq yang mulia;
"Ya Allah, dahulu saya pernah jatuh cinta pada anak gadis pamanku. Karena cinta kasihku saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya tetapi ia selalu menolak hingga terjadilah pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku. Maka saya berikan padanya uang seratus dua puluh dinar dengan janji bahwa ia akan menyerahkan keperawanannya kepadaku malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya tiba-tiba ia berkata, "Takutlah kepada Allah dan jangan engkau pecahkan tutup kecuali dengan cara yang halal.

Pergaulan antara laki-laki dan perempuan telah diatur dalam agama islam dengan sangat terperinci, pergaulan antara suami dan istri, pergaulan antara muhrim deng muhrim, pergaulan antara muhrim dengan non-muhrim. Dengan aturan ini maka akan menciptakan masyarakat madani yang beradab serta menjadi sebuah keseimbangan dalam kehidupan yang asri dan damai. Sebaliknya kalau dilanggar batas-batas pergaulan ini maka akan timbul kerusakan yang sangat parah dalam masyarakat. contohnya masyarakat barat yang telah membebaskan pergaulan antara laki-laki dan perempuan hingga tanpa batas, sex bebas dsb, dengan dalih kebebasan expressi individu, apa hasilnya? kita telah menjadi saksi sejarah kebobrokan mereka walau dalam kaca mata kita mereka adalah bangsa yang maju dan modern,
Rasulallah Saw telah berpesan "Takutlah kamu kepada Allah atas perkara wanita, karena awal bencana atau fitnah bangsa israil adalah dikarnakan oleh wanita"

Ketiga, mu'ammalah yang benar;
"Ya Allah, saya dahulu menjadi majikan yang mempunyai banyak buruh dan pegawai. Pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu, tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu lalu segera pergi dan meninggalkan upahnya terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya perniagakan upah itu hingga bertambah dan berbuah menjadi harta kekayaan yang banyak. Kemudian setelah berselang waktu cukup lama, buruh itu datang kembali dan berkata, "Hai hamba Allah berikan kepadaku upahku yang dahulu itu."Aku menjawab, "Semua kekayaan di depanmu yang berupa unta, lembu, kambing dan budak penggembalanya itu adalah upahmu." Orang itu berkata, "Hai hamba Allah, janganlah engkau mengolok-olokkan aku." Aku menjawab, "Aku tidak mengolok-olokkan kamu." Maka diambilnya semua yang saya sebutkan itu dan tidak ditinggalkan seekor pun daripadanya"

Dia adalah seorang yang jujur dan sangat menjaga amanah. Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Mari kita menilai bangsa ini betapa selama ini kita tidak menghiraukan ajaran agama yang agung ini, korupsi, penipuan dan sebaginya sudah menjadi sebuah merek untuk bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama islam, telah menjadi salah satu bagian dari Negara yang korup di kaca mata internasional, mengapa ini terjadi? Kita cari jawabannya di hati kita masing-masing.!

Kalau dibandingkan masa sekarang dengan zamanya rasulallah saw atau sahabat R.a dari segi ibadah dan ilmu jauh lebih baik masa sekarang ini, mari kita renungkan sekarang ini berapa banyak jumlah umat islam dibandingkan dengan jumlah sahabat, pada musim haji zaman ini berkumpul di padang Arafah kurang lebih lima juta ummat islam untuk menunaikan ibadah haji, di masa nabi saw hanya ada satu sekolah, di Makkah yaitu rumahnya Al arqam bin Abi Al arqam R.a sedangkan di Madinah masjid Nabawi yang menjadi pusat ilmu masa itu. Kita bandingkan sekarang berapa banyak sekolah-sekolah agama, pondok pesantren majlis taklim, pondok tahfidz. Tetapi mengapa doa'doa kita sulit terkabulkan, tidak mustajab, masalah Palestina, Iraq tidak kunjung selesai, mengapa do'a do'a mereka yang lima juta manusia berkumpul di padang arafah tidak mampu menembus hijab antara kita dengan Allah Swt? Ini karena kita telah kehilangan tiga permata di atas yaitu Mu'asyarah, mu'ammalah dan Akhlaq, tiga mutiara ini adalah hakekat agama. Sedangkan ibadah yang kita kerjakan selama ini adalah gambar atau bentuk agama yang kadang kosong dari tiga mutiara yang hilang dan terlupakan. Wallahu a'lam bissawab!